Apa Itu Bounce Rate Dalam Google Analytics ? - agun82 I Blog Tutorial Blogger -->

07 September 2018

Apa Itu Bounce Rate Dalam Google Analytics ?

Apa itu Bounce Rate Dalam Google Analytics
Bounce Rate Dalam Google Analytics - Bounce Rate adalah merupakan salah satu istilah yang terdapat dalam Google Analytics, dimana GA ini merupakan salah satu tool favorite yang sering digunakan untuk menganalisa kunjungan/ traffic suatu blog/ website.

Menganalisa traffic/ kunjungan ini dalam SEO sangtlah penting untuk mengevaluasi keberhasilan SEO. Sebab Google Analytics ini memberikan banyak sekali dukungan data berkaitan dengan kunjungan yang masuk ke blog/ website, termasuk didalamnya data Bounce Rate ini. Jika hanya menggunakan Google Webmaster Tools, maka evaluasi keberhasilan SEO kurang lengkap.

Menurut sumber https://support.google.com/analytics/answer/1009409?hl=en, Bounce Rate diartikan sebagai berikut :
  • Bounce adalah sesi satu halaman di situs. Di Analytics, bounce dihitung secara khusus sebagai sesi yang hanya memicu permintaan tunggal ke server Analytics, seperti ketika pengguna membuka satu halaman di situs, lalu keluar tanpa memicu permintaan lain ke server Analytics selama sesi tersebut.
  • Bounce Rate adalah sesi satu halaman dibagi dengan semua sesi, atau persentase semua sesi di situs ketika pengguna hanya melihat satu halaman dan hanya memicu satu permintaan ke server Analytics.
Sesi satu halaman ini memiliki durasi sesi 0 detik karena tidak ada klik berikutnya setelah klik pertama yang memungkinkan Analytics menghitung durasi sesi.

Sederhananya mungkin bisa saya artikan :

Bounce Rate adalah ukuran seberapa betahnya pengunjung dalam blog/ website kita.
Maksudnya adalah, ukuran dalam nilai persentase 0% sampai dengan 100%, Bounce Rate yang tinggi mendekati 100%, itu artinya pengunjung hanya sebentar saja di website kita, tidak mau berlama-lama atau tidak mau mengklik konten lain dalam blog/ website. Bounce Rate bukan hanya berdasarkan waktu kungjungannya yang sangat sebentar, biasanya kurang dari 10 detik, tetapi juga apakah pengunjung mau mengklik konten lain. Jika pengunjung lama pada suatu konten, tetapi tidak mengklik konten lain, maka Bounce Rate tetaplah tinggi. Dalam bahasa sederhana pada umumnya semakin tinggi bounce rate yang diterima maka akan semakin buruk website tersebut dimata search engine .

Bounce Rate sangat bermanfaat untuk bahan analisa blog/ website sahabat, sekalipun bukan sebagai indikator penentu namun Bounce Rate dapat digunakan untuk membantu menentukan efektivitas atau kinerja dari halaman masuk (entry page) sebuah blog/ website. Sebuah halaman entri dengan tingkat bouncing yang rendah berarti halaman tersebut efektif menyebabkan pengunjung untuk melihat lebih banyak dan mengkesplore halaman serta melanjutkan lebih dalam kedalam blog/ websites sahabat.

Bounce Rate merupakan salah satu indikator dari keberhasilan kita dalam mengelola sebuah blog/ website, maka tidak ada salahnya sahabat bisa tahu bagimana menghitung dan mengetahui seberapa besar persentase Bounce Rate yang dimiliki oleh Blog/ Website sahabat. Sehingga kedepannya bisa dijadikan sebagai bahan analisa untuk perkembangan blog/ websitenya.
  • Menghitung Bounce Rate
  • Rumus Bounce Rate = (A / B ) x 100% Note : A : jumlah pengunjung yang hanya mengunjungi satu halaman B : jumlah total kunjungan
  • Mengetahui Bounce Rate
  • Kabar baiknya tentu sahabat tak perlu repot menghitung sendiri. Sebab sahabat bisa gunakan tool seperti Google Analytics ini.
Berikut contoh tampilan Bounce Rate dalam Google Analytics pada 2 blog yang baru saya kelola :

Bounce Rate1
Bounce Rate2
×
  • Memperburuk kualitas SEO dan peringkat di SERP menurun, efek logis yang diterima biasanya untuk blog/ websites yang selalu menerima Bounce Rate akan susah sekali mempunyai posisi SERP yang baik. Memiliki bounce rate yang besar, bukan tidak mungkin membuat situs hilang dari search engine, karena situs dianggap kurang berkualitas. Menurut salah satu Pakar SEO International, Brian Dean (Backlinko.com) bahwa semakin rendah Bounce Rate maka pengaruhnya positif terhadap SEO.
  • Traffic blog/ website menurun, karena pengunjung enggan untuk kembali.
Tergantung, jika ukuran keberhasilan blog/ websites bergantung pada pengguna yang melihat lebih dari satu halaman, maka Bounce Rate yang tinggi adalah hal yang buruk. Misalnya, jika Beranda adalah gateway ke bagian situs yang lain (misalnya, artikel berita, halaman produk, proses pembayaran) dan sebagian besar pengguna hanya melihat Beranda, maka tentu sahabat tidak menginginkan Bounce Rate yang tinggi. Namun, disisi lain, jika sahabat memiliki situs satu halaman seperti blog/ minisites, atau hanya menawarkan jenis konten lain yang diharapkan menghasilkan sesi satu halaman, maka Bounce Rate tinggi adalah hal yang normal alias tidak masalah.

Bouncing Rate dapat menjadi metrik membingungkan, ketika sahabat mengatakan blog/ website dengan bouncing rate yang tinggi, hal ini akan memicu kegelisahan. Tetapi Bounce Rate yang tinggi tidak selalu merupakan satu masalah, selama sahabat tetap memperhatikan faktor penyebab Bounce Rate tersebut dan terpenting menganalisanya, artinya apakah persentase Bounce Rate tersebut baik atau buruk terhadap blog/ website sahabat.

Menurut Google Analystics untuk menentukan, periksa Bounce Rate dari berbagai perspektif hal ini dapat sahabat temukan dan lihat apabila menggunakan tool dari Google Analystics ini. Misalnya:
  • Laporan Ringkasan Audiens menampilkan keseluruhan Bounce Rate untuk situs.
  • Laporan Saluran menampilkan Bounce Rate untuk setiap pengelompokan saluran.
  • Laporan Semua Traffic menampilkan Bounce Rate untuk setiap pasangan sumber/ media.
  • Laporan Semua Halaman menampilkan Bounce Rate untuk setiap halaman.
Jika keseluruhan Bounce Rate tinggi, sahabat dapat mencari tahu lebih dalam apakah rasio tersebut tinggi secara merata atau merupakan akibat dari hal-hal seperti satu atau dua saluran, pasangan sumber/ media, atau beberapa halaman. Misalnya, jika masalahnya berasal dari beberapa halaman, periksa apakah konten berkaitan dengan pemasaran yang sahabat gunakan untuk mendorong pengguna ke halaman tersebut, dan apakah halaman tersebut menawarkan penggunaan jalur/ cara yang mudah ke langkah berikutnya yang sahabat ingin pengunjung lakukan.

  • Konten Tidak Berkualitas
    • Konten sahabat kurang menarik atau diminati pembaca.
    • Konten sahabat hanya simple tidak memberi penjelasan yang detail serta terperinci.
    • Konten tidak memberi solusi yang dicari.
    • Konten sulit untuk dimengerti dan dipahami.
    • Konten membosankan dianggap tidak relevan atau sudah tidak up to date.
    • Konten tidak memiliki relevansi antara judul dan isi.
    • Terkait Niche Blog, tidak bisa dipungkiri kalau Mikro Niche memiliki nilai lebih bagi pembaca blog/ website sahabat. Dengan Niche Blog akan membuat blog sahabat lebih profesional. Blog gado-gado cenderung memiliki bounce rate yang tinggi.
    • Hasil pencarian tidak relevan, saat sahabat memasukkan kata kunci pada mesin pencari dan di halaman pencarian terdapat beberapa situs, pasti sahabat akan mencari situs yang mirip dengan kata kunci yang dicari. Dan ini lah yang disebut relevansi, solusinya adalah menggunakan keyword yang tepat dan familiar untuk blog/ website sahabat.

  • Design Template dan Navigasi Buruk
    • Navigasi yang sulit akan sedikit menggangu pengunjung untuk lebih mengeksplore isi dari Blog/ website sahabat.
    • Template tidak SEO Friendly, berat dan tidak responsive.
    • Template tidak memiliki struktur kode yang baik.
    • Design template dianggap tidak menarik/ buruk, seperti warna yang mencolok, huruf yang kecil dan sulit terbaca dianggap menggangu mata pembaca.
    • User experienze tidak maksimal, pemasangan widget yang dianggap mengganggu pembaca dan berlebihan.

  • Promo/ iklan, pop up, survey/ form atau media advertising lainnya yang berlebihan, cenderung membuat pengunjung beranjak dan enggan berlama-lama dari blog/ website sahabat.

  • Kecepatan loading page atau akses blog/ website yang lama, sehingga pengunjung merasa bosan dan memutuskan untuk beranjak dari website sahabat,

  • Kurang Membangun Internal link, kurangnnya atau bahkan tidak membangun internal link dalam blog/ website sahabat. Logisnya semakin banyak internal link pada blog/website maka bisa dipastikan persentase Bounce Rate pada blog/ website tersebut akan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena pembaca diberikan kemudahan untuk mengunjungi halaman lain yang berada di dalam blog/ website yang sama sehingga setiap halaman dalam sebuah blog/ website dapat terhubung dengan baik.

  • Over Eksternal link, Logisnya semakin banyak eksternal link atau link keluar yang mengarah pada blog/ websites lain terpasang di halaman blog/ websites sahabat maka kemungkinan jumlah pembaca yang meninggalkan blog/ websites untuk pergi ke halaman blog/web lain menurut link yang terpasang tersebut akan semakin besar, sehingga bounce ratenya menjadi tinggi. Eksternal link banyak ditemukan pada blogroll, gambar, dan iklan yang tampil pada halaman blog/web.

  • Blank page atau error page 404, terdapat blank page atau error page 404 membuat penggunjung enggan kembali dan berasumsi blog/ website tidak professional.

Setelah kita berhasil mengidentifikasi apa yang menjadi faktor penyebab dari tingginya Bounce Rate pada blog/ website diatas, tentu sahabat akan lebih mudah untuk mengetahui bagaimana cara untuk mengatasinya, berikut hal yang bisa sahabat lakukan :.
  • Konten Berkualitas, mulailah mengisi dan update blog/ website secara berkala dengan konten/ artikel yang berkualitas sehingga pengunjung bisa betah dan berlama-lama diblog/ website sahabat.
  • Desain Template, Pergunakan template SEO Friendly yang lebih responsive, ringan, navigasi yang jelas, pergunakan widget yang penting dan tidak berlebihan serta template memiliki struktur yang baik.
  • Kurangi Iklan, kurangi atau bahkan hindari penggunaan iklan/ popup/ promo/ survey/ form yang berlebih dan memaksa atau setidaknya penggunaan disesuaikan dengan mengutamakan kenyamanan pengunjung.
  • Bangun Internal link, semakin banyak internal link pada blog/ websites maka bisa dipastikan persentase Bounce Rate pada blog/ websites tersebut akan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena pembaca diberikan kemudahan untuk mengunjungi halaman lain yang berada di dalam blog/ websites yang sama sehingga setiap halaman dalam sebuah blog/ websites dapat terhubung dengan baik. Sahabat dapat menggunakan link pada postingan, related post, recent post, dan popular post untuk membangun internal link.
  • Kurangi Eksternal link, Logisnya semakin banyak eksternal link atau link keluar yang mengarah pada blog/ websites lain terpasang di halaman blog/ websites sahabat maka kemungkinan jumlah pembaca yang meninggalkan blog/ websites untuk pergi ke halaman blog/web lain menurut link yang terpasang tersebut akan semakin besar, sehingga bounce ratenya menjadi tinggi. Selalu gunakan open new tab untuk external link yang ada pada blog/ website sahabat.
  • Hindari blank page atau error page 404, usahakan tidak terdapat broken link (link rusak) pada blog sahabat.
Spesialis Google Analytics, Avinash Kaushik menyatakan: “Pengamatan pribadi saya adalah sangat sulit untuk mendapatkan tingkat bouncing di bawah 20%, apa pun lebih dari 35% adalah memprihatinkan, di atas 50% adalah mengkhawatirkan. Saya menekankan bahwa ini adalah analisis pribadi saya “.Interpretasi/ cara pandang dari ukuran tingkat bouncing harus relevan dengan tujuan bisnis website dan definisi konversi (pencapaian target atau tujuan), memiliki tingkat bouncing yang tinggi tidak selalu merupakan tanda kinerja yang buruk. Di situs mana suatu tujuan dapat dipenuhi tanpa melihat lebih dari satu halaman, tingkat bouncing tidak akan sama berarti bagi penentuan keberhasilan konversi. Sebaliknya, tingkat bouncing situs e-commerce dapat diartikan dalam korelasi dengan tingkat konversi pembelian, memberikan Bouncing dianggap wakil dari kunjungan di mana pembelian tidak dibuat (tidak terjadi transaksi).

Artinya tidak ada ukuran baku untuk tingkat persentase Bounce Rate ini, tergantung dari tujuan dan seperti apa blog/ website sahabat. Misalkan web sahabat hanya terdiri dari satu halaman saja, macam model minisite yang sangat sederhana, maka pastilah bounce ratenya 100%. Atau jika misalnya blog sahabat memang diniatkan untuk monetizing lewat iklan dengan memasang iklan yang berjejal-jejal, maka bisa jadi jika bounce ratenya tinggi maka pendapatan iklan sahabat pun tinggi. Intinya jika sahabat ingin membuat Bounce Rate lebih baik buatlah nilai persentase Bounce Rate turun, untuk caranya tentu sahabat bisa menganalisa setelah berhasil mengidentifikasi dari faktor penyebabnya yang pada umumnya sudah saya jabarkan diatas.
Bounce Rate bukan merupakan ukuran baku untuk menentukan Power dan Page Rank sebuah blog/ websites, Bounce Rate hanya salah satu indikator tetapi dapat menjadi sebuah analisa penting untuk menentukan halaman blog/ websites mana yang bisa dibuat lebih efisien artinya bisa mendatangkan banyak pengunjung.

Apabila sahabat memperhatikan faktor penyebab tingginya Bounce Rate dan berhasil mengatasinya pada blog/ websitenya tentu berapapun nilai persentase dari Bounce Rate ini bukanlah sebuah masalah.


Demikian, semoga membantu dan bermanfaat... happy blogging.
logo agun82
logo agun82
Please Share

Artikel Lainnya Terkait Analytics

0 komentar:

Post a Comment

Jika dirasa ada hal yang kurang jelas, silahkan untuk berkomentar dibawah sesuai dengan judul artikel. Saya sangat menghargai dan menghormati apabila sahabat berkomentar dengan bijak, sopan, dan mohon tidak menyertakan link aktif atau SPAM.